Cara memilih merpati Juara
By: Kang Rhony (Awan Satya)
Cara
memilih merpati
Saya adalah penggemar merpati
khususnya merpati tinggian disini bermaksud memberikan tips pada temen-temen
penggemar merpati tinggian juga dan mungkin bisa dijadikan pedoman temen-temen
untuk memilih merpati. Tips ini hanya berdasarkan penilaian dari fisik
(cekelannya) jadi maaf klo dimungkinkan meleset. Klo ingin pastinya harus
melihat kinerja dan tipe terbang merpati itu sendiri
Cara memilih :
Lihat katuranggan burung sebelum memegang karena kalau di lihat sudah gak karu2 an bentuk nya mending jangan karena biasanya burung tersebut tidak seperti harapan.
Untuk bulu :
Cara memilih :
Lihat katuranggan burung sebelum memegang karena kalau di lihat sudah gak karu2 an bentuk nya mending jangan karena biasanya burung tersebut tidak seperti harapan.
Untuk bulu :
- harus kering
- harus tebal
- ujung bulu jangan yg lancip2 agak bulat..karena kalau lancip biasanya tidak terbang tinggi
- unjung bulu pada sayap di usahakan panjang nya sampai ke ujung ekor,kalau selisih jauh dari ekor biasanya tidak mau tinggi dan cenderung lari.
Untuk mata :
- usahakan yg bening dan bersih. jangan cari mata yg melotot keluar dari plupukan mata
- jangan cari mata yg hitamnya pecah
- kalau matanya seperti mlobor/memudar harus di imbangi dengan warna burung yg mblobor pula
- cari yg hitam2 pada mata merespon sinar nya cepat (besar kecil)
Untuk bodi :
- usahakan untuk merpati tinggi jangan terlalu besar (seperti kapal)
- rata2 untuk merpati tinggi yg mau turun atas kepala bentuk nya seperti jantung..dada besar rapet burung tidak panjang.
- untuk pegangan body harus rata sampai kebelakang (penuh)
- pegangan jangan cari yg keras tetapi ada empuk ngaretnya.
- Jangan cari merpati yang bodinya ngrompek
Untuk paruh :
- cari yg tipis
- cari yg kering
- cari yg jangan terlalu panjang
- cari yg se warna
- cari yg lubang hidungnya sempit
Untuk supit :
- cari jangan yg terlalu rapat dan terlalu renggang
- jangan yg putus atau patah
itu tips untuk untuk merpati tinggian alangkah bagusnya klo kita bisa tau asal usul atau ras dar merpati tersebut karna bagi saya keturunan atau ras itu sangat penting.
Nah itu tadi tips buat temen-temen, walau saya belum manjadi pakar merpati tapi itu tadi pengalaman dan pedoman yang sering saya gunakan.
Bentuk Kepala
Pilih burung yang mempunyai kepala besar dan dengan batok kepala depan lebih tinggi dari batok kepala belakang "nonong", tapi pilih yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung dg atas batok kepala sebesar 45-60, jangan yang memiliki derajat kemiringan 90, karena biasanya bentuk kepala spt ini dimiliki oleh burung yang hanya bagus turun atas kepala "tengah" (arah jam12.00). berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala spt ini kan OK turun dari arah manapun. selain itu biasanya burung dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas (mengingat untuk merpati tinggian sangat diperlukan feeling yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi).
Pilih burung yang mempunyai kepala besar dan dengan batok kepala depan lebih tinggi dari batok kepala belakang "nonong", tapi pilih yang mempunyai derajat kemiringan antara pangkal hidung dg atas batok kepala sebesar 45-60, jangan yang memiliki derajat kemiringan 90, karena biasanya bentuk kepala spt ini dimiliki oleh burung yang hanya bagus turun atas kepala "tengah" (arah jam12.00). berbeda dengan yang mempunyai kemiringan 45-60, tipe kepala spt ini kan OK turun dari arah manapun. selain itu biasanya burung dengan bentuk kepala spt ini lebih cerdas (mengingat untuk merpati tinggian sangat diperlukan feeling yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi).
Bentuk paruh
Pilih paruh yang berbentuk "merit" (runcing pada ujungnya), tidak terlalu besar & tidak terlalu panjang. Pilih yang mempunyai panjang dari ujung hidung sampai ujung paruh berjarak sedikit lebih pendek dari jarak pangkal hidung sampai batok kepala depan teratas.
Mata
Pilih mata yang mempunyai pupil (bijih mata) berwarna hitam pekat dan responsif terhadap cahaya (akan membesar dan mengecil dg cepat saat menerima perubahan rangsangan cahaya). Pilih juga yang mempunyai cincin lingkar menempel pada bijih mata (biasanya berwarna hijau) 1/4 keliling bijih mata menggantung di depan bawah. Sedangkan untuk warna mata, pilih yang mempunyai dua warna mata,biasanya perpaduan antara kuning tua dg kuning muda, merah tua dg hijau tua, atau merah muda dg putih. Pilih yang mwmpunyai warna tengah lebih tenggelam dari warna luarnya,sehingga akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya (bila mata burung kita lihat pada tempat yang teduh/tidak terkena cahaya langsung). jika mata burung kita lihat pada saat terkena sinar matahari langsung, maka kedua warna mata akan bergabung dan tampak seperti titik2 warna yang menyatu.
Hidung
Menurut saya hidung juga berperan untuk merpati menemukan jalan pulangnya (disamping feelingnya), beberapa hidung favorit saya: 1. besar, panjang, menggembung (bukan "prambon"/turunan dari merpati pos), saya suka dg hidung berbentuk spt ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang. 2. besar, panjang, "trepes"/melekat ke paruh (jika burung ini "prambon"), saya suka hidung berbentuk spt ini jika memiliki warna kapur pekat akan tetapi terlihat garis2 samar sejajar berwarna kemerah2an diseluruh bagian hidungnya, dan pangkal hidung bagian bawah menjorok kebelakang. 3. kecil, menggembung (strain jawa, baik jawa sungut ataupun jawa deles), saya suka dg hidung berbentuk ini bila mempunyai warna kapur pekat dan pangkal hidung bagian bawah me4 ;njorok kebelakang. adapun bila pada pangkal hidung berbentuk lurus, saya suka burung ini untuk "gaburan"/bermain dirumah, biasanya burung tidak membutuhkan jarak jauh2 untuk bisa terbang tinggi, yang penting pemilihan mitra terbang yg imbang dan sepadan (justru bila burung dg tipe hidung spt ini akan pulang lama bila dilepas jauh, bahkan kadang hilang).
Leher
sampai saat ini saya masih berpendapat bahwa leher adalah sarana utama bagi burung merpati untuk "metil"/"njungkel"/"nunjem"/"nenggel"/"thel". pilih leher yg kuat dan jangan terlalu panjang, pilih panjang leher yang sedikit lebih pendek dari tulang dadanya. pilih juga tulang leher yg kuat, tegak, kencang dan mendongak keatas (saat burung memperhatikan sesuatu,biasanya gerakan), akan tetapi akan kembali mengendur/menekuk seperti semula. karena leher yg selalu tegak terkesan kaku, dan kualitas "metil" kalah fleksibel dibanding dg tipe tulang leher yg tadi saya sebutkan.
Sayap
sayap sebagai sarana utama burung untuk terbang hendaknya kita harus benar2 memilihnya yg terbaik, beberapa contoh al:
1. bahu sayap harus kuat dan lentur/jangan kaku, untuk bentuk bisa bervariasi, ada yg tebal bulat, pendek berotot. ada juga yg berbentuk pipih, lebar berotot.
2. bulu sayap tebal kencang tidak bergelombang. pilih juga yg lebar ( landung ) rapat jarak satu bulu dgn yg lainnya. ujung bulu meruncing.
3. tulang bulu sayap besar kuat sedikit lentur pada ujung bulunya, pilih juga yg memiliki sayap sedikit terlihat "mekongkong" saat dipegang. jangan yg memiliki sayap merapat ke badan, karena kualitas turunnya akan lebih kencang yg mempunyai sayap agak "mekongkong".
Bentuk dada
Pilih bentuk dada yang berbentuk huruf V (kalau dilihat dari depan), jangan yg berbentuk O, apalagi elip mendatar/gepeng. burung dengan bentuk dada berhuruf V biasanya akan turun kencang dari arah manapun. berbeda dg yg berbentuk huruf O (hanya bagus turun atas kepala/jam12.00), karena kalau turun agak condong biasanya kecepatan turun burung berbentuk dada sptri ini akan berkurang.
Tulang Dada
Pilih tulang dada yg mempunyai panjang sedikit lebih panjang dari telunjuk org dewasa, atau paling tidak sama panjang. masalah bentuk sy pny pengalaman sseperti ini:
1. berbentuk seperti tanda 'centang' : dg tulang dada blk menjorok kebelakang, biasanya burung jadi berbentuk jantung. burung dengan type tulang dada seperti ini dg perangkat lain yg memadai biasanya akan turun anteng/tidak goyang.
2. berbentuk sprti perahu : dengan perangkat lain yg memadai dan "cekelan" padat berisi , burung akan turun sambil "nggenjot-nggenjot"
Sapit Udang
Ada yang berpendapat bahwa kondisi, ukuran jarak dan bentuk "sapit urang" pada burung merpati tidak mempengaruhi gaya terbang dan turunnya, kalau dari pengalaman saya pribadi, bila dinilai dari cara terbang burung sendiri memang sampai saat ini saya belum menemukan adanya pengaruh "sapit urang" sama gaya terbang burung. akan tetapi utk masalah turun sprtinya berpengaruh besar. ketebalan dan kuatny "sapit urang" pun juga mempengaruhi turunnya merpati. sprti cont; merpati dg "sapit urang" rapat (tidak berjarak sama sekali/"ganthet") biasanya kalau burung mempunyai kemampuan turun, turunnya akan pelan. merpati dg "sapit urang" berjarak sempit, kira 0,5-1cm (untuk burung merpati berukuran besar). 0,5cm (untuk merpati berukuran sedang) kalau burung mempunyai kemampuan turun, turunnya akan megal-ol/goyang-goyang. merpati dg jarak "sapit urang" kira2 >1cm kalau burung mempunyai kemampuan turun, akan turun dg "anteng"/tidak goyang2, tentunya juga didukung ukuran "brutu" dan bentuk ekornya. kondisi "sapit urang" yg bengkok sejauh pengalaman saya: dulu saya pernah punya burung dg jarak "sapit urang" kira2 1cm, sebelum "sapit urang" bengkok burung mampu turun cepat dan shoot kasar, karena shoot terlalu keras, burung turun "ngebrok lemah". kemudian salah satu "sapit urangny" patah, setelah manjalani perawatan beberapa minggu "sapit" nyambung tapi bengkok sebelah. sejak saat itu burung tsb masih mampu turun hanya kecepatan turun dan shootnya berkurang.
Pinggang/Brutu
perbedaan ukuran dan jarak dari pinggang/"brutu" merpati tentunya tidak mungkin bila tidak mempunyai pengaruh apa2 pada kinerjanya. dari yg berukuran besar, kecil, sedang, berjarak rapat ataupun yg berjarak renggang. kalau dari pengalaman, pinggang berjarak renggang dari badannya akan membuat burung tidak memiliki keseimbangan yg bagus. burung dg kecepatan turun lambat, tentuny tidak akan terlihat dg jelas ketidakseimbangannya dg adanya pinggang spt ini. berbeda dg burung dg kemampuan kecepatan turun tinggi/keras, jika memiliki pinggang renggang spt ini akan terlihat jelas saat burung turun arah jam 12.00/atas kepala. kemungklinan pertama turun burung akan patah/ separuh jalan berbelok. kemungkinan kedua burung turun dg kecepatan tinggi tanpa adanya keseimbangan pengereman, akibatny burung akan turun dg keras (yg berakibat menyakiti dirinya sdr).
Berbeda dg pinggang yg berjarak rapat, baik yg besar maupun yg kecil memiliki kelebihan sdr2. dg perkakas lain yg mendukung, burung dg "brutu" kecil rapat, akan memiliki tipe turun "anteng"/tidak goyang2. burung dg "brutu" besar rapat, akan memiliki tipe turun tampak goyang2, bila semua perkakas mendukung sebenarnya goyang2nya itu merupakan seni lemparan tubuh burung/"nggenjot2" saat turun.
Ekor
ketebalan dan bentuk ekor saat burung kita pegang tentunya akan bermacam2, dari sinilah kita sebenarny dapat mengira2 daya dan gaya turun dari burung tsb. Pilihlah burung yg mempunyai bulu ekor rapat, tebal dan panjang (tebal disini harus disesuaikan dg pegangan/"cekelan" burung, u/ kadar ketebalan bulu ekor akan berbeda dari "cekelan" padat/"kiyel", empuk/ngapuk, keras/rapet/"atos" yg sangat susah u/ di utarakan lewat tulisan) tpi dg pemilihan dan pembelajaran yg berulang2 pasti kelak dg mudah kita akan dapat membedakan ukuran yg sesuai.
*saat kita pegang bulu ekor akan tampak menyatu, itu ciri dari "brutu" kecil, biasanya bentuk ekor spt ini dimiliki oleh burung dg gaya turun "anteng".
*saat kita pegang bulu ekor akan tampak melebar pada ujungnya/tdk mengumpul jadi satu, itu ciri2 dari "brutu" besar, biasanya bentuk ekor spt ini dimiliki oleh burung dg gaya turun "nggenjot2".
saat kita pegang ekor merpatipun akan mempunyai daya tekan kebawah yg berbeda2, ada yg "ndlosor", "ngawet" 45 derajat, dan ada pula yg "ngawet" 90 derajat/ ditempat sy biasa disebut dg "bengkuk".
u/ gaya terbang :
*bila burung mempunyai pegangan ekor "ngawet" 45 derajat: burung dg pegangan ekor spt ini bila dilepas dg partner yg mempunyai tipe pegangan ekor sama, akan mempunyai gaya lepas/start memutar agak melebar dan tidak beraturan (kadang start belum tinggi burung sudah menuju kearah tujuan)
*bila burung mempunyai pegangan ekor "ngawet" 90 derajat/"bengkuk": burung dg pegangan ekor spt ini bila dilepas dg partner yg mempunyai tipe pegangan ekor sama, akan mempunyai gaya lepas/start memutar "cekak", spt obat nyamuk (biasanya burung mencapai ketinggian tertentu baru menuju arah tujuan)
*bila burung mempunyai pegangan ekor "ndlosor": burung dg tipe pegangan ekor spt ini biasany memp 2 kemungkinan gaya terbang. yg pertama terbang langsung menuju arah tujuan. yg kedua "nggandeng"/ ngikut partnernya.
Kaki
kalau soal kaki saya lebih suka kaki yg merit, garing/terlihat "mbesisik" & panjang (baik kaki maupun jarinya) saat dipegang posisi kaki menjorok/mendorong kebelakang sejajar dg arah ekor.
Tingkah laku merpati
- Suara kepakan sayap
bila kita mau memperhatikan suara kepakan dari sayap burung merpati, tentu dari merpati yg satu dan lainnya akan berbeda. apa sebenarnya yg membuat suara kepakan ini kian berbeda?
ya,, memang suara kepakan dari burung yg sudah jadi/terbang tinggi dan belun jadi/masih latihan ternyta memang berbeda. apalagi dg burung merpati yg sama sekali belum latih terbang (umbaran)
*kepakan sayap burung merpati yang sudah terbang akan terdengar lebih ringan (teratatak) kira2 begitu,kalau sudah terbang dan tinggi, di sela2 kepakannya ada suara seperti(wis.. wis..)
*sedangkan sayap burung merpati yg belum folsir terbang/jarang terbang akan terdengar lebih berat (tjeplak-tjeplak)
memang kalau tanpa mengamati dg seksama dan berulang2 akan tampak susah membedakan suara kepakan ini.
- Cara turun
saat kita belanja di pasar,,
tentu akan banyak pedagang yg sibuk menawarkan merpati dagangannya,,
kalu saya,, saat membeli sering mengamati dari jarak yg agak jauh, melihat para pedagang menawarkan burung2 yg dijajakannya pada calon pembeli,
biasanya burung ini (burung giring) akan diperlihatkan giringnya dg cara betina di naik turunkan kurungan,,
nah,, inilah kesempatan kita menilai mental si burung tsb!
kalau kita mau mengamati, cara turun burung dari kurungan itu akan bermacam2. ada yg melompat dg mengepakkan sayap, ada yg langsung turun menjatuhkan tubuhnya (ada yg dg posisi kepala di depan, ada pula yg dadanya di depan).
ya,, untuk mental burung, ,
burung yg menjatuhkan tubuhnyalah yg memiliki mental untuk turun. bukan merpati yg turun kurungan dg cara melompat dg mengepakkan sayapnya.
akan tetapi cara itu hanya bisa di pakai untuk memperkirakan kemampuan mental turunny, bukan kemampuanny untuk turun. karena untuk kemampuan turun masih diperlukan perangkat2 lain yg memadai(tulang leher,sapit urang,pinggang,dll)
- Cara Jalan
banyak dari penggemar burung merpati tidak lagi memperdulikan cara jalan dari burung merpati ini.memang cara jalan burung hanya bisa digunakan untuk memperkirakan malas dan tidaknya burung,, meski hanya sedikit orang yg mempercayai, semoga pendapat ini bisa sedikit bermanfaat bagi sesama penggemar yg menginginkan burung merpatinya adalah merpati yg rajin dan tidak malas terbang.
saat burung berjalan, coba kita amati telapak kakinya,,
napak (menyentuh tanah) atau tidak.
biasanya burung merpati yg berjalan hanya menapakkan keempat jarinya (tanpa telapak kakinya),
akan mempunyai kemampuan terbang yg lebih panjang/lama dari pada burung yg menapakkan telapak kakinya saat berjalan. anda tidak percaya? coba buktikan sendiri dg burung yg mempunyai segala baik pegangan dan lain2 yg sama, dan perkiraan umur yg sama, latihan yg sama, pakan yg sama, dengan jalan yg berbeda seperti diatas.
saat burung sudah sama2 jadi/hafal lapak/rumah, terbangkan burung berulang kali, dan burung mana yg mempunyai ketahanan terbang paling baik diantara keduanya? burung mana yg lebih dulu lelah/"ngenduk"/hinggap di sembarang tempat?
- Penampilan
setelah melihat cara berjalan dari burung merpati, tidak salah bila kita melihat keunggulan burung merpati dari bentuk tubuhnya saat berdiri.
burung yg berdiri terlihat punggung & pinggangnya menyembul/ tampak "berpunuk" tentu akan mempunyai kemampuan terbang dan turun yg berbeda dari burung yg mempunyai bentuk tdk spt itu. biasanya sayap burung akan tampak menggantung.
bila kita melihat merpati dg bentuk tubuh spt itu, ada kemungkinan burung ini mempunyai gaya terbang dg speed kencang, dan kemampuan turun yg patut diperhitungkan.
- Waspada
saat burung kita lepas di luar kandang, bila kita mau memperhatikan tentu pandangan dan gerak-ik kepala burung merpati ini akan mempunyai gaya yg berbeda. ada yg hanya diam terlihat cuek dg keadaan sekitar, ada pula yg tampak waspada dan gesit mengikuti gerakan2 disekitarnya, baik gerakan didekatnya ataupun gerakan dari kejauhan.
burung dg tingkat kewaspadaan tinggi patut kita perhitungkan kemampuan penglihatannya.
- Gerak bulu ekor
saat kita memilih burung merpati, baik di pasar maupun di peternak, tidalk ada salahnya kita memperhatikan pergerakan bulu ekor merpati tsb saat bekur.
I. ekor burung saat bekur yang mempunyai kecepatan "megar-mingkup"/ bulu2 ekornya merapat dgn cepat (dilihat dari samping), biasanya dimiliki oleh burung yg mempunyai pinggang rapat. dan ini sangat mempengaruhi kemampuan turunnya.
II.ekor bururng yg selalu " megar" / terlihat jarak2 dari bulu ekornya (dilihat dari samping), Akan mempunyai kemampuan turun yg kalah baik bila dibandingkan dg tipe pertama.
Cara Memilih Merpati Balap
Mendapatkan
merpati balap dari keturunan yang baik dapat dilakukan dengan cara membeli pada
breeder (peternak). Kebanyakan penggemar yang merpati balapnya sering menjuarai
hcrbagai lomba juga berperan sebagai peternak. Namun, peternak scring
kekurangan stok karena hampir semua pemain lapangan selalu pesan keturunan
juara.
Sementara jumlah merpati juara relatif sedikit. Bila terpaksa harus membeli di pasar burung, tentunya harus super hati-hati. Memang secara umum harga di pasaran lebih murah dibanding bila membeli pada peternak yang telah diakui prestasinya. Namun, kualitas merpati yang ada di patiaran kurang dapat dipertanggungjawabkan. Bukannya di pasaran tidak ada merpati yang baik, tetapi untuk mendapatkan burung baik di pasaran ini sangat sulit. Biasanya justru burung-burung yang tidak berkualitas yang dijual di pasaran secara borongan oleh peternaknya. Jika menemukan merpati baik yang telah berprestasi, kebanyakan penjual mendapat bandangan atau merpati curian.
Penggemar yang memiliki merpati balap tangguh meskipun itidak suka atau sudah bosan jarang yang mau menjualnya di pasarburung. Mengingat jika pemilik yang menjual di pedagang burung justru jauh lebih murah. Tentu saja hal ini kurang menguntungkan. Oleh karena itu, mereka lebih baik menjualnya pada sesama penggemar yang masih menghargai merpati balap yang telah berprestasi tersebut dengan nilai yang relatif tinggi.
Sementara jumlah merpati juara relatif sedikit. Bila terpaksa harus membeli di pasar burung, tentunya harus super hati-hati. Memang secara umum harga di pasaran lebih murah dibanding bila membeli pada peternak yang telah diakui prestasinya. Namun, kualitas merpati yang ada di patiaran kurang dapat dipertanggungjawabkan. Bukannya di pasaran tidak ada merpati yang baik, tetapi untuk mendapatkan burung baik di pasaran ini sangat sulit. Biasanya justru burung-burung yang tidak berkualitas yang dijual di pasaran secara borongan oleh peternaknya. Jika menemukan merpati baik yang telah berprestasi, kebanyakan penjual mendapat bandangan atau merpati curian.
Penggemar yang memiliki merpati balap tangguh meskipun itidak suka atau sudah bosan jarang yang mau menjualnya di pasarburung. Mengingat jika pemilik yang menjual di pedagang burung justru jauh lebih murah. Tentu saja hal ini kurang menguntungkan. Oleh karena itu, mereka lebih baik menjualnya pada sesama penggemar yang masih menghargai merpati balap yang telah berprestasi tersebut dengan nilai yang relatif tinggi.
Ciri 2 Merpati balap
mendapatkan
merpati balap yang baik, selain faktor keturunan, kondisi fisik juga harus
benar-benar diperhatikan. Penggemar, terutama yang masih pemula, lebih menyukai
merpati halap standar. Secara umum ciri fisik merpati balap yang baik seperti
berikut ini.
I. Kepala
Bentuk kepala yang baik adalah kepala burung merpati yang bangkok, yaitu lonjong tidak terlalu kecil atau besar. Merpati yang kepalanya terlalu besar tidak bisa terbang cepat dan saat tembak (jatuh di tangan joki) terasa lamban. Bentuk leher merpati yang baik adalah tegak dan pendek atau tidak terlalu panjang. Mengingat bila leher merpati panjang akan menyebabkan ia kurang lincah menengok ke kiri serta ke kanan. I'mruh dan hidungnya kelihatan menyatu bila dilihat dari samping, bentuk paruh merpati yang diakui bagus adalah yang menyerupai paruh derkuku.
2. Mata
Kebanyakan mata burung merpati balap yang berprestasi ber¬warna kuning dan tampak bersih dengan kornea mata hitam, kecil, serta bening. Meskipun demikian, warna mata merah atau putih masih dianggap baik jika terlihat bersih dan kornea matanya hitam, kecil, serta bening. Penglihatan dengan bentuk mata seperti ini diakui sangat tajam. Ketajaman mata bagi merpati balap sangat penting. Dengan penglihatan yang tajam begitu dilepas diharapkan ia bisa langsung mengetahui di mana posisi sang joki yang memegang betina berada. Dengan demikian, pada jarak jauh merpati balap sudah melihat posisi joki sehingga akan semakin mempercepat terbangnya.
3. Daging
Daging merpati balap yang baik berbeda dengan hewan aduan yang mempunyai daging keras. Daging merpati penerbang yang cepat dan tangguh ialah yang gembur atau empuk dengan bungkus kulit ari yang tipis dan bersih. Badan merpati balap pun terasa ringan meskipun kelihatan besar.
4. Bulu halus
Bulu halus yang baik tampak menyerupai sutera yang mengilat. Selain kilauan cahaya yang dipancarkan dari bulunya, bila dipe¬gang pun terasa mengandung tepung sehingga terasa licin. Sepintas bulu tersebut kelihatan seolah-olah berminyak. Bila tersiram, air akan sulit menempel padanya. Bulu tersebut juga seperti kapas. Ciri ini tidak hanya untuk merpati balap, tetapi juga berlaku pada merpati pos dan kentong.
5. Sayap terbang
Bulu sayap terbang merpati balap terbagi menjadi dua bagian. Bulu-bulu di ujung sayap sampai ke pertengahan bagian sayap disebut bulu terbang primer atau utama. Pada merpati balap yang baik berjumlah sepuluh helai (lengkap). Sementara bulu-bulu dari bagian pertengahan sayap hingga ke bagian ketiak disebut bulu terbang sekunder. Bila kondisi sayap merpati balap lengkap, burung ini mampu terbang dengan kecepatan penuh. Banyak yang berpendapat jika jumlah sayap terbang primer kurang dari sepuluh helai, sebaiknya tidak diturunkan dalam lomba. Meskipun demikian, ada beberapa merpati yang mampu menunjukkan pres-tasi dengan jumlah sayap terbang primer kurang dari sepuluh helai. Namun, tetap diakui bahwa bila jumlah helaian sayapnya lengkap prestasinya akan lebih baik.
Posisi sayap terbang ini harus rata mulai dari ujung hingga pangkal, menyerupai daun pisang. Bila sayap dibentang tidak terdapat celah dan jaraknya rapat serta sama antara bulu sayap yang satu dengan yang lain sehingga kelihatan rapi. Bentuk bulu sayap semacam ini akan membantu kecepatan terbangnya.
6. Tulang sayap
Tulang sayap yang menjadi pangkal kekuatan mengayun ketika terbang tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagian ini harus benar-benar dalam kondisi prima. Ciri tulang sayap yang baik berbentuk merit (bagian pangkal besar, semakin ke ujung semakin kecil). Bila tulang sayap bengkok atau lurus, tidak terlalu banyak berpengaruh.
Tulang sayap yang baik lebih tebal, keras, dan rapat. Merpati yang tulangnya tebal dan keras kebanyakan terbangnya cepat dan tidak mudah lelah. Merpati balap yang berdiri tegap sepintas bisa diduga memiliki tulang yang baik.
7. Sendi pangkal sayap
Persendian pada pangkal sayap harus dicari yang bulat serta ukuran antara kiri dan kanan sama atau tidak ada perbedaan. Untuk mengetahui ciri sendi pangkal sayap yang demikian cukup diraba. Bila terasa tidak rata (ada benjolan), perlu diwaspadai. Bisa-bisa persendiannya tidak pada posisi yang sebenarnya. Kon¬disi iru sangat berpengaruh pada kecepatan terbang merpati.
8. Bulu ekor
Bulu ekor bagi merpati serta burung lain menjadi kemudi yang mempunyai peran dan berpengaruh sangat vital terhadap kemampuan terbangnya. Oleh karena itu, kondisinya harus dalam keadaan maksimal (lengkap). Bulu ekor merpati balap rata-rata berjumlah dua belas helai dan pada posisi tidak terbang terlihat seperti jagung yang masih terbungkus kelobot (seludang).
Panjang bulu ekor saat merpati dipegang lebih panjang dari bulu sayap terbang, selisihnya sekitar 2 cm. Bulu ekor agak renggang dan tidak saling menempel. Kondisi seperti ini berpe¬ngaruh pada saat terbang. Ia bisa terbang dengan leluasa. Demi¬kian juga bisa mendarat di tangan joki dengan mulus dan tidak terlalu keras.
9. Tulang dada
Bila ingin memiliki merpati yang mampu terbang tinggi dan rendah harus dipilih yang memiliki tulang dada lebih panjang hingga mendekati anus. Merpati yang demikian bisa diturunkan dalam berbagai kategori lomba baik jarak dekat maupun jauh. Merpati yang mempunyai tulang dada pendek kecenderungan terbangnya tinggi, tetapi kurang menguntungkan jika diturunkan pada lomba kelas sprint yang hanya menempuh jarak hingga 500 m.
10. Tulang supit
Bentuk tulang supit ternyata juga menjadi ciri kualitas merpati: baik atau tidak. Merpati yang baik, posisi tulang supitnya sedang, yaitu sekitar 0,5 cm. Jika terlalu dekat, saat terbang kemudian belok, tulang supitnya akan terasa sakit. Sebaliknya, bila tulang supit terlalu lebar bisa mengakibatkan merpati kurang gesit (lincah dan cepat).
Selain itu, tulang supit juga harus keras. Bila tulang supit keras, merpati balap akan sangat keras pula ketika tembak (hinggap) di tangan joki. Bahkan jika berdekatan dengan lawan, keberanian menjatuhkan diri ke tangan sang joki lebih hebat lagi.
Kami Juga Menyediakan Merpati Bahan Unggulan dan Player yang siap Tempur.
Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi : 089606060779 / pin:5B8F397A
Kami Siap Kirim-Kirim Via Paket TIKI JNE / Jalur BUS ANTAR KOTA/LUAR KOTA. :)
I. Kepala
Bentuk kepala yang baik adalah kepala burung merpati yang bangkok, yaitu lonjong tidak terlalu kecil atau besar. Merpati yang kepalanya terlalu besar tidak bisa terbang cepat dan saat tembak (jatuh di tangan joki) terasa lamban. Bentuk leher merpati yang baik adalah tegak dan pendek atau tidak terlalu panjang. Mengingat bila leher merpati panjang akan menyebabkan ia kurang lincah menengok ke kiri serta ke kanan. I'mruh dan hidungnya kelihatan menyatu bila dilihat dari samping, bentuk paruh merpati yang diakui bagus adalah yang menyerupai paruh derkuku.
2. Mata
Kebanyakan mata burung merpati balap yang berprestasi ber¬warna kuning dan tampak bersih dengan kornea mata hitam, kecil, serta bening. Meskipun demikian, warna mata merah atau putih masih dianggap baik jika terlihat bersih dan kornea matanya hitam, kecil, serta bening. Penglihatan dengan bentuk mata seperti ini diakui sangat tajam. Ketajaman mata bagi merpati balap sangat penting. Dengan penglihatan yang tajam begitu dilepas diharapkan ia bisa langsung mengetahui di mana posisi sang joki yang memegang betina berada. Dengan demikian, pada jarak jauh merpati balap sudah melihat posisi joki sehingga akan semakin mempercepat terbangnya.
3. Daging
Daging merpati balap yang baik berbeda dengan hewan aduan yang mempunyai daging keras. Daging merpati penerbang yang cepat dan tangguh ialah yang gembur atau empuk dengan bungkus kulit ari yang tipis dan bersih. Badan merpati balap pun terasa ringan meskipun kelihatan besar.
4. Bulu halus
Bulu halus yang baik tampak menyerupai sutera yang mengilat. Selain kilauan cahaya yang dipancarkan dari bulunya, bila dipe¬gang pun terasa mengandung tepung sehingga terasa licin. Sepintas bulu tersebut kelihatan seolah-olah berminyak. Bila tersiram, air akan sulit menempel padanya. Bulu tersebut juga seperti kapas. Ciri ini tidak hanya untuk merpati balap, tetapi juga berlaku pada merpati pos dan kentong.
5. Sayap terbang
Bulu sayap terbang merpati balap terbagi menjadi dua bagian. Bulu-bulu di ujung sayap sampai ke pertengahan bagian sayap disebut bulu terbang primer atau utama. Pada merpati balap yang baik berjumlah sepuluh helai (lengkap). Sementara bulu-bulu dari bagian pertengahan sayap hingga ke bagian ketiak disebut bulu terbang sekunder. Bila kondisi sayap merpati balap lengkap, burung ini mampu terbang dengan kecepatan penuh. Banyak yang berpendapat jika jumlah sayap terbang primer kurang dari sepuluh helai, sebaiknya tidak diturunkan dalam lomba. Meskipun demikian, ada beberapa merpati yang mampu menunjukkan pres-tasi dengan jumlah sayap terbang primer kurang dari sepuluh helai. Namun, tetap diakui bahwa bila jumlah helaian sayapnya lengkap prestasinya akan lebih baik.
Posisi sayap terbang ini harus rata mulai dari ujung hingga pangkal, menyerupai daun pisang. Bila sayap dibentang tidak terdapat celah dan jaraknya rapat serta sama antara bulu sayap yang satu dengan yang lain sehingga kelihatan rapi. Bentuk bulu sayap semacam ini akan membantu kecepatan terbangnya.
6. Tulang sayap
Tulang sayap yang menjadi pangkal kekuatan mengayun ketika terbang tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagian ini harus benar-benar dalam kondisi prima. Ciri tulang sayap yang baik berbentuk merit (bagian pangkal besar, semakin ke ujung semakin kecil). Bila tulang sayap bengkok atau lurus, tidak terlalu banyak berpengaruh.
Tulang sayap yang baik lebih tebal, keras, dan rapat. Merpati yang tulangnya tebal dan keras kebanyakan terbangnya cepat dan tidak mudah lelah. Merpati balap yang berdiri tegap sepintas bisa diduga memiliki tulang yang baik.
7. Sendi pangkal sayap
Persendian pada pangkal sayap harus dicari yang bulat serta ukuran antara kiri dan kanan sama atau tidak ada perbedaan. Untuk mengetahui ciri sendi pangkal sayap yang demikian cukup diraba. Bila terasa tidak rata (ada benjolan), perlu diwaspadai. Bisa-bisa persendiannya tidak pada posisi yang sebenarnya. Kon¬disi iru sangat berpengaruh pada kecepatan terbang merpati.
8. Bulu ekor
Bulu ekor bagi merpati serta burung lain menjadi kemudi yang mempunyai peran dan berpengaruh sangat vital terhadap kemampuan terbangnya. Oleh karena itu, kondisinya harus dalam keadaan maksimal (lengkap). Bulu ekor merpati balap rata-rata berjumlah dua belas helai dan pada posisi tidak terbang terlihat seperti jagung yang masih terbungkus kelobot (seludang).
Panjang bulu ekor saat merpati dipegang lebih panjang dari bulu sayap terbang, selisihnya sekitar 2 cm. Bulu ekor agak renggang dan tidak saling menempel. Kondisi seperti ini berpe¬ngaruh pada saat terbang. Ia bisa terbang dengan leluasa. Demi¬kian juga bisa mendarat di tangan joki dengan mulus dan tidak terlalu keras.
9. Tulang dada
Bila ingin memiliki merpati yang mampu terbang tinggi dan rendah harus dipilih yang memiliki tulang dada lebih panjang hingga mendekati anus. Merpati yang demikian bisa diturunkan dalam berbagai kategori lomba baik jarak dekat maupun jauh. Merpati yang mempunyai tulang dada pendek kecenderungan terbangnya tinggi, tetapi kurang menguntungkan jika diturunkan pada lomba kelas sprint yang hanya menempuh jarak hingga 500 m.
10. Tulang supit
Bentuk tulang supit ternyata juga menjadi ciri kualitas merpati: baik atau tidak. Merpati yang baik, posisi tulang supitnya sedang, yaitu sekitar 0,5 cm. Jika terlalu dekat, saat terbang kemudian belok, tulang supitnya akan terasa sakit. Sebaliknya, bila tulang supit terlalu lebar bisa mengakibatkan merpati kurang gesit (lincah dan cepat).
Selain itu, tulang supit juga harus keras. Bila tulang supit keras, merpati balap akan sangat keras pula ketika tembak (hinggap) di tangan joki. Bahkan jika berdekatan dengan lawan, keberanian menjatuhkan diri ke tangan sang joki lebih hebat lagi.
Kami Juga Menyediakan Merpati Bahan Unggulan dan Player yang siap Tempur.
Untuk Pemesanan Silahkan Hubungi : 089606060779 / pin:5B8F397A
Kami Siap Kirim-Kirim Via Paket TIKI JNE / Jalur BUS ANTAR KOTA/LUAR KOTA. :)
10 tips for diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond - Titanium
BalasHapusWe're titanium earrings studs sure that diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond titanium plumbing diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond aluminum vs titanium diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond diamond titanium rings diamond diamond titanium easy flux 125 diamond diamond diamond diamond diamond diamond